Tepat pada Waktunya

Blogwalking ke http://www.rumahinspirasi.com mendapat quote yang dari lubuk hati saya yang terdalam, saya menyetujuinya;

 

Untuk hal-hal yang sifatnya akademis, prestasi, dan kompetisi; kami memilih untuk menundanya. Kami percaya, kalau karakter anak kuat dan dia terbiasa memiliki kebiasaan baik, hal-hal lain bisa dipelajari dengan cepat pada waktunya (rumahinspirasi)

 

Tengok dua kata yang saya bold di atas, ya, setiap anak pasti memiliki waktunya sendiri. Yang penting sebagai pendamping (orangtua) kita memberikan stimulus yang cukup kepadanya. Happy educating everebodehhh… 😉

Tulisanku Seputar Parenting

Malam ini, saya iseng jalan-jalan di blog multiply saya dan membaca-baca ulang beberapa tulisan (terutama) tentang dunia parenting yang pernah saya buat. And u know what? Ternyata saya rada jago juga ya merangkai kalimat menjadi sebuah artikel yang layak dibaca, ahahaha~ =P

 

Kalau ada kesempatan, sila mampir ke link berikut >> http://keluargabahgia.multiply.com

Semoga manfaat yak!! Boleh kok sharing sama saya 😉

*update 28 maret 2013
Dikarenakan multiply sdh tak support blog(ger), maka otomatis link di atas sudah tak dapat dibuka lagi, back up data saya lakukan di http://www.sukmadanty.blogspot.com. Monggo diacak-acak lagi isinya ^___^

Belajar Yuk, Nak!

*Nah ya, sekarang suka blank setiap online mau ngapain, padahal sebelumnya sudah diniatin “mau posting atau blogwalking”.

Menurut hasil pemeriksaan USG, hari ini tepat 18 weeks!! Artinya jalan 5 bulan, dan artinya pulaa… sudah waktunya praktekin ilmu dari buku yang saya baca. Buku tersebut adalah “Cara Baru Mendidik Anak dalam Kandungan” karya Mr. Van der Carr -and friend (selanjutnya saya sebut buku pertama), dan “Panduan mengajar Bayi Anda Membaca Al-Quran Sejak Dalam Kandungan” karya ust Musthofa AY. dan istri (selanjutnya saya sebut buku kedua), that’s it!!

Buku pertama saya hampir menamatkannya 2 kali, meski err… masih banyak hal yang terlewat dari pemahaman saya, sedang buku kedua saya lebih suka langsung njujug (bahasa Indonesianya apa ya? hehe) bagian aplikasinya, alias teknisnya. Hehe. Dari buku yang saya baca tersebut, sebetulnya intinya sama; STIMULASI PRA-LAHIR. Wong teknis yang diajarkannya hampir sama (tapi buku pertama lebih detail). Nah perbedaannya sudah pasti tertebak, tentu saja orientasi out put yang diinginkan dari program pembelajaran ini; buku pertama lebih sekuler (maksudnya lebih umum, duniawi, macam >> menjadikan baby besoknya lebih cerdas, fokus, dan sabar, dll), sedangkeun buku kedua orientasinya sangat relijius; mengenalkan anak lebih dini dengan Al Quran, supaya kelak ia dimudahkan Allah dalam menghafal ayat-ayat-Nya (Aamiin).

Lalu, mana yang saya pilih? tentunya saya memilih menggabungkan dua buku tersebut dalam mempraktekkannya, serta mendahulukan point-point dalam buku kedua. Karena toh, dalam buku kedua ini terdapat rujukan dari buku pertama.

Emang bagaimana sih prakteknya? Ya ngajak si janin ngobrol, belajar, dan ndengerin kosakata yang ingin kita ajarkan padanya. Sama seperti yang dilakukan bumil-bumil sebelumnya. Mengajak ngomong janin dalam perut adalah sesuatu yang tidak asing bagi saya, maksudnya, saya pun sudah jauh hari dari pernikahan membaca artikel tentang manfaat ibu mengajak janinnya ngobrol. Saya pun pernah bertekad untuk nggak malu-malu ngomong sendiri (kan kayak ngomong sama tubuh sendiri tuh? Hehe) di tempat-tempat umum sekali pun! Tetapi jujur deh, sejak saya dinyatakan hamil, sampai UK 4 bulan, saya masih agak gerogi kalau ngomong sama janin saya.

Dan hari ini adalah hari pertama mengajak janin saya ngobrol dan belajar, kegiatan ini saya lakukan di halaman belakang, supaya tidak didengar dan dilihat orang rumah, apalagi orang lain, hahaa~. Karena menurut buku di atas saya harus melakukannya 3 hari sekali, maka nanti siang saya akan kembali mengajak janin saya belajar. Semoga dia merespon yah!! Aamiin…

Oh iya, setelah mengajak janin saya belajar, saya sms ayahnya;

“Aslm. ayahh… aku abis belajar sama Bunda. Nanti kalau ayah pulang, aku mau belajar sama ayah ya… ^^”

balasan ayahnya,

“Wa’alaikumsalam. Iya… Nanti ayah ajarin blast design ya?!…”

Dan saya hanya bisa >> -__-“”

Well para calon Bunda, mari sharing perihal didik mendidik anak sejak kandungan toww… supaya generasi yang kita lahirkan betul-betul cerdas dan soleh/ah. Aamiin..

MBLAQ Hello Babby ep 4: Membuka Isi Hati Anak

Sebelumnya saya minta maaf karena tak akan membahas apa, bagaimana, dan pertanyaan lainnya tentang program televisi dari Korea Selatan ini.Hati saya terlanjur berkeinginan untuk membahas tentang “isi hati anak”.

Mungkin kita sering merasa bahwa anak itu kosong, alias tidak memiliki emosi. Oh, bukan, mungkin kita nggak sama sekali menganggap seperti itu, tetapi kita sering menyangka anak tidak memiliki emosi sekaya orang dewasa. Dan tahukah sodara-sodara? Perkiraan itu salah besar!! Justru karena kesucian jiwanyalah yang membuat anak memiliki lebih banyak emosi lebih dari perkiraan kita.

Anak bisa merasakan sedih, senang, sebal, bosan marah, kecewa dengan sangat baik, lebih baik dari kita. Makanya, jika salah satu (atau lebih) emosi tersebut berkesan dalam hatinya, maka ia akan menghantui sepanjang kehidupannya. Tentu masing-masing dari kita pernah memiliki memori yang tidak bisa kita lupakan saat kita masih kanak-kanan bukan? Apa coba? Mengapa kita sangat mengingatnya meski telah berlalu sekian tahun? karena emosi yang kuat saat itu kita rasakan!

Saya bukan ahli psikologi memang, namun pengalaman masa kecil saya plus pengalaman menjadi instruktur sekolah rumah, ditambah referensi dari bacaan saya, saya bisa menyimpulkan hal tersebut.

Dan sekarang mari kita masuk pada intisari judul tulisan saya ini, Membuka Isi Hati Anak. Ini hanyalah contoh kisah sederhana untuk memahami apa yang saya kemukakan di awal. Kisahnya bermula dari seorang anak perempuan manis berusia 3 tahun yang menunjukkan emosi negatifnya; sedih, pendiam, dan menarik diri. Kemudian oleh personil MBLAQ yang bertugas menjadi ayahnya mendatangi konsultan anak untuk mengetahui isi hati Dayoung sebenarnya.

Bu guru (konsultan anak) tersebut mengajak Dayoung berbicara dari hati ke hati menggunakan peraga sebuah boneka dan potongan-potongan bentuk emosi seperti smile, sad, angry, dsb. Kemudian Bu guru menanyakan kepada Dayoung tentang persaannya saat mereka (Dayoung, Leo, Lauren, dan MBLAQ) bermain di kolam renang, Dayoung terlihat sedih. Kemudian Bu guru meminta Dayoung untuk memilih bentuk-bentuk emosi yang dirasakan Dayoung saat itu, Dayoung mengambil bentuk sad 2 buah kalau tidak salah, dan memasukkannya ke dalam perut boneka yang lebih besar.

Kemudian Dayoung ditanya lagi tentang alasan Dayoung merasa sedih, dan kepada Bu guru dia berkisah,

“Aku merasa sedih karena appa G.O. bermain air dengan Lauren, bukan denganku”

Juga ketika dinner Dayoung tidak mau makan apa-apa, kemudian menangis karena appa Mir menyuruhnya duduk di luar lingkaran sambil mendorong Dayoung menjauh dari meja.

“Aku sedih, dan kesal karena appa Mir mendorongku seperti ini, aku tidak mau makan karena aku sudah kenyang”

Heuu, mendengarkan pengakuan anak sekecil itu, saya menjadi semakin menyadari bahwa dalam dunia anak yang antah berantah itu, terdapat kepekaan emosi yang harus dijaga dan dipahami oleh orang dewasa.

Jogja, 7 Juni 2012

Sukmadanty

Bagaimana Anak Belajar Bicara?

Alhamdulillah nemu artikel bagus binti menarik, hehehe. Saya jadi teringat dengan murid saya yang pernah bersama saya sejak usia kira-kira 1 tahun, di mana ia dulu masih berjalan dengan tertatih-tatih, goyang sana goyang sini, belum lancar berbicara, sekarang sudah 4 tahun usianya, tak terasa sungguh =)

Monggo saya copas dimari njih, selamat menikmati ^__^ Continue reading

Menjadi Orangtua Efektif Yuk!

Curhat sebentar ya, pemirsa?

Sedang merenung-renung, mengamat-amati, dan memikir-mikiri (o-ow yang terakhir bahasa mana ya? :p), pertemanan yang terjalin di dunia maya ternyata rerata itu-itu saja, sejak saya menonaktifkan fesbuk lama, kontak dengan teman nyata di dunia maya sama sekali terputus, Astaghfirullah sedihnya. Padahal mereka adalah aset berharga saya, tempat di mana kami menyambung kenyataan dengan kemayaan (halah apa lagi inii…).

Dan sekarang, di blog, di tuiter, di fesbuk (baru) saya, teman yang mejeng sama! Owh tidaak!! Ya sudahlah, semoga hidupku bukan sesuatu yg maya aja, hehe…

Ngomong-ngomong, saya sudah posting jurnal bagus banget deh! Keren! (maaf yak, siapa lagi yang akan memuji kalau tidak diri sendiri :P). Jurnal berikut juga saya terbitkan di multiply. Bercerita tentang bagaimana menjadi orangtua efektif; mendengar aktif dan pesan aku, adalah dua kunci utama yang saya bahas. Selamat menyimaak!! 😉

Continue reading

Memanipulasi Pikiran Anak :p

Mungkin bukan hanya anak kecil yang bisa kita perlakukan seperti ini, bahkan pada beberapa kasus, orang dewasa pun dapat kita pengaruhi. Kasus termudah yang dapat kita temukan adalah hipnotis, di mana kita bisa mengatur pikiran orang yang kita inginkan. Mempengaruhi pikiran anak kecil adalah hal termudah yang bisa kita lakukan tanpa harus memiliki ilmu hipnotis. Sangat sederhana, bahkan saking sederhananya, orang yang belum berpengalaman pun mampu mempraktekkannya langsung.

Cukup dengan menukar option yang kita lontarkan, maka hampir dapat dipastikan anak akan memilih option terakhir yang kita sebutkan. Mudah ya? Tetapi ada juga anak yang tak mudah dimanipulasi, kalau dia inginkan itu maka apa pun tak bisa merubahnya, boro-boro ia menuruti apa yang kita katakan, justru yang terjadi adalah tantrum temper. Ada pengalaman yang sebenarnya tidak ada di buku mana pun yang suka saya praktekkan, bagaimana caranya membuat anak memilih apa yang kita inginkan. Continue reading

Cara Belajar Anak Kinestetik

Seorang anak yang termasuk pembelajar kinestetik kadang disalahartikan sebagai ADHD (attention deficit hyperactivity disorder). Anak-anak dengan tipe pembelajar kinestetik mudah stres ketika mereka hanya disuruh duduk diam, membaca dan mendengarkan di lingkungan kelas. Dan untuk meredakan stress yang mereka alami, mereka mungkin melakukan beberapa tindakan seperti berulang-ulang ke belakang, atau meraut pensil mereka di kelas. Sementara di kursi mereka, mereka mulai menggeliatkan kaki mereka, menggoyang-goyang atau bersandar di kursi mereka. Ketika perilaku ini tidak dapat diterima  guru atau pengasuh, mereka sering disalahartikan dengan gangguan perhatian.

Penting bagi kita untuk mengidentifikasi karakteristik umum dari pembelajar kinestetik dan menemukan metode pengajaran sesuai dengan gaya belajar anak. Dalam beberapa hal, semua anak adalah pembelajar kinestetik/fisik juga. Mereka ingin menyentuh dan membenamkan diri dalam kegiatan belajar dengan konsep dan ide-ide baru. Beberapa anak mungkin mengadopsi gaya belajar lainnya seiring berjalannya waktu, tetapi pembelajar kinestetik mempertahankan gaya belajarnya yang kuat. Mereka perlu dilibatkan dalam kegiatan belajar terbaik. Continue reading

Membiasakan Anak Melihat Kebaikan (homeschooling today)

Bingung mau nulis apa judulnya, hehe. Ya intinya sih membuat anak melihat kebaikan di lingkungan tempat ia tumbuh. Dan, kayaknya aku lebih suka kata home education deh, soalnya homeschooling identik sama anak usia sekolah yang melakukan kegiatan belajarnya di rumah. Lagipula menurutku istilah home education lebih nendang dibanding homeschooling.

Hari ini sumber inspirasi kita seperti biasa, anak didikku, muridku, adikku, anakku, ponakanku tercinta, Sunny boy!

Continue reading